Kamis, 08 September 2011

Celah di Hati

Hanya mampu mengulum senyum saat menatapnya
Terlalu lugu untuk menilai (sekali lagi) dari sesosok paras
Tanpa bermaksud membohongi diri, tetapi aku belum takluk
Masih sanggup untuk menarik diri dari celah itu

Memang terlalu arogan untuk menghindarinya
tapi ditertawakan karena kebodohan untuk kesekian kali tidaklah menyenangkan
Aku membangun benteng rendah
Sesekali dapat kutengok lawanku dari persembunyian



Lagi-lagi terlalu percaya diri dapat menaklukan lawan
Tetapi sebelum aku menaklukannya, benteng yang kubangun sudah bercelah
Tapi aku tidak siap untuk kalah

Dayaku masih tersisa untuk melawan
Hingga kami berhadapan satu sama lain
Senjata kami hanya tatapan
Tatapan yang perlahan menembus hatiku
Dengan segenap kekuatan, aku bertahan
Tetapi apa senjataku cukup kuat untuk menghujam jantungmu,
membuatnya berdebar cepat
hingga akhirnya goyah dan menyerah ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar